Kali ini penulis sengaja mengangkat postingan bios setelah penulis
sendiri iseng-iseng buka-buka file e-book yang dulu dapat dari PCplus
edisi tahun 2004 dan menemukan bahasan tentang bios maka hanya ingin
berbagi bagi rekan-rekan yang belum tahu silahkan simak postingan
berikut ini :
Kata BIOS yang merupakan singkatan dari Basic Input/Out-put System ini sering ditemukan pada saat
membaca
buku manual dari mainboard. Ada banyak komponen yang memiliki BIOS
namun bila seseorang berbicara mengenai BIOS, paling sering yang
dimaksudkan adalah BIOS mainboard.
BIOS(mainboard) adalah software level terendah pada PC. Jadi BIOS
ini berhubungan langsung dengan hardware. Sebagai software level
terendah, BIOS secara default merupakan perantara antara sistem operasi
dengan hard-ware. Fungsi utama lain dari BIOS salah satunya adalah
membuat sistem melakukan boot, misalnya pada saat pertama kali
dinyalakan.
Mengapa Boot Perlu Bios?
Suatu PC itu dirancang untuk mengikuti instruksi yang diberikan
kepadanya. Oleh karena itu, agar dapat berfungsi PC membutuhkan
kumpulan instruksi alias software. Software-software ini tentunya
disimpan secara permanen pada media non-volatile seperti halnya
harddisk. Pada saat dibutuhkan software-software ini akan di-load ke
memori utama untuk kemudian digunakan oleh prosesor. Bagaimana bila
memori utama masih kosong dan tidak ada instruksi untuk melakukan load
dari harddisk? Bila ini terjadi, tentunya PC tidak akan melakukan
apapun. Pada saat pertama kali dihidupkan, prosesor harus diberikan
instruksi agar dapat berjalan seperti yang diinginkan. Instruksi ini
tidak mungkin diperoleh dari memori utama karena memori utama masih
belum berisi apapun.
Instruksi akan diperoleh dari BIOS. Agar selalu tersedia, BIOS ini
disimpan pada ROM (saat ini umumnya pada Flash ROM) dan dibuatlah suatu
standar agar prosesor selalu mencari di tempat yang sama. Hal inilah
yang membuat PC bisa menolak untuk boot bila BIOS mengalami kerusakan.
POST
Pada saat sistem melakukan boot, pertama kali yang BIOS laksanakan
adalah melakukan POST (Power On Self Test). Sesuai namanya, POST ini
akan memeriksa hardware untuk menjamin bahwa semuanya tersedia dan
berfungsi dengan benar. POST ini umumnya tidak membutuhkan waktu yang
lama. Apabila ditemukan adanya masalah, umumnya POST akan memberitahukan
lewat PC speaker. Pemberitahuan ini biasanya berupa bunyi beep dengan
pola tertentu. Dengan memperhatikan pola dari bunyi beep tersebut,
seseorang bisa mengetahui masalah apa yang ditemukan oleh POST. Untuk
mengetahui maksud dari pola bunyi beep ini, sesuaikan dengan produsen
dari BIOS yang digunakan. Dua yang banyak dipakai saat ini adalah
Phoenix/Award dan AMI.
Apabila POST tidak menemukan masalah, BIOS akan melakukan beberapa kegiatan lainnya seperti halnya mencari dan menjalankan BIOS dari kartu grafis. Hal ini akan membuat kartu grafis terinisialisasi. Ini sebabnya bila ada masalah pada saat POST bunyi beep yang digunakan, kartu grafis belum terinisialisasi. Beberapa kegiatan terakhir yang dilakukan oleh BIOS adalah mencari boot drive, mencari informasi untuk menjalankan proses boot sistem operasi, dan akhirnya menjalankan proses boot sistem operasi. Bila semuanya lancar, sistem operasi akan bekerja dan aplikasi- aplikasi yang di-install siap untuk dijalankan.
Apabila POST tidak menemukan masalah, BIOS akan melakukan beberapa kegiatan lainnya seperti halnya mencari dan menjalankan BIOS dari kartu grafis. Hal ini akan membuat kartu grafis terinisialisasi. Ini sebabnya bila ada masalah pada saat POST bunyi beep yang digunakan, kartu grafis belum terinisialisasi. Beberapa kegiatan terakhir yang dilakukan oleh BIOS adalah mencari boot drive, mencari informasi untuk menjalankan proses boot sistem operasi, dan akhirnya menjalankan proses boot sistem operasi. Bila semuanya lancar, sistem operasi akan bekerja dan aplikasi- aplikasi yang di-install siap untuk dijalankan.
0 komentar:
Posting Komentar